What is a clown? (Apa itu badut)

Pernahkan kalian pergi ke suatu festival atau karnival permainan, pameran dan sejenisnya? Di sana kalian akan bertemu dengan banyak orang dan wahana yang bermacam-macam. Dan tidak heran kamu pasti akan bertemu dengan orang yang memakai kostum lucu berwarna-warni. Tugas mereka adalah untuk menghibur dengan hal-hal konyol yang mereka lakukan. Itulah yang dinamakan badut, tapi tidak heran profesi badut di sini bukan cuma untuk menghibur anak-anak dan hanya bisa dilakukan oleh orang yang memakai kostum. Tetapi orang biasa pun yang tidak memakai kostum pun juga bisa menjadi badut. Ada beberapa pemahaman soal badut di bawah ini;

  • Badut juga memiliki pengertian sebagai seseorang yang ber-argumen, berbicara, melakukan, hal-hal yang tidak sesuai fakta/realita atau tidak sesuai kehendak masyarakat hanya untuk cari perhatian, pansos, dll.

  • Arti badut dalam percintaan adalah seseorang yang berusaha memberikan yang terbaik untuk pasangannya, tetapi usahanya tidak dihargai.

Masa lalu dan masa mendatang

Aku memiliki orang yang sangat aku kasihi yang sama besarnya dengan kedua orang tuaku. Dia sudah kuanggap orang yang sangat spesial dan sangat penting bagiku. Sebenarnya sebelumnya kita sudah pernah pacaran, saat itu merupakan hari-hari yang sangat bahagia bagiku. Aku tidak menyangka bisa menjalin hubungan dengannya, hal itu merupakan mimpi yang menjadi kenyataan bagiku. Tapi aku terlalu fokus dengan diriku sendiri tanpa memikirkan perasaannya. Hampir semua sikapku selama ini membuatnya menjadi tidak nyaman dan sakit. Aku malah bersikap egois seakan bahwa akulah orang yang paling tersakiti di dunia ini karena respon-nya yang aku nilai merupakan sikap yang “jahat”. Alhasil kita berdua sakit dan akhirnya dia memutuskan untuk mengakhiri hubungan. Kalo kalian tanya apa yang kurasakan saat itu, aku tidak bisa mejelaskannya dengan kata-kata. Yang aku tau, aku tidak dapat tidur selama beberapa hari, dan rasanya sangat hampa sekali, dilanjutkan dengan berbagai dampak lainnya seperti pekerjaan hingga aktivitasku sehari-hari menjadi terganggu. Tapi semua itu tidak sebanding dengan apa yang dirasakan oleh dia. Aku yakin dia yang paling sangat kecewa denganku. Aku yang seharusnya dapat membimbing dia, mengajari dia, memberikan pendapat dan masukan yang baik untuknya. Semua itu tidak dapat aku lakukan, tidak satupun. Bahkan hal simpel pun seperti menyapa, berkomunikasi dan basa-basi dengan orang pun aku tidak bisa. Sungguh bodoh kan aku?

Pada suat ketika dia sempat cerita denganku bahwa ada beberapa orang yang sedang dekat dengannya saat ini. Dan mereka memiliki poin lebih/unggul masing-masing. Ada yang dapat memberikan kritik dan saran terhdap suatu hal, orang ini dapat memberikan pandangannya dan tidak menyetujui semua pendapat yang disampaikan oleh si-Dia. Orang ini dapat memberikan alasannya dan bersifat kritis. Walau dia tidak bisa selalu ada, tapi ketika ada situasi yang urgent dan sangat penting dia sangat dapat diandalkan. Lalu selanjutnya ada yang dapat men-treatnya dengan sangat baik, orang ini sangat peka dan tau bagaimana cara memperlakukan perempuan dengan sangat baik. Selain itu orang ini juga serba bisa dalam melakukan semua hal dan memiliki pengeatuan yang lumayan luas, dia bisa memperbaiki perabot, paham dengan otomotif, peralatan elektronik dan lainnya. Dan sekalinya orang ini pergi keluar dengan si-Dia, bisa merupakan hari yang paling amazing bagi dia. Walau mereka sangat jarang keluar, yang bisa hampir berbulan-bulan, tapi sekalinya keluar itu bisa menjadi quality time terbaik. Dan yang terakhir orang selanjutnya adalah orang yang selalu ada buat si-Dia dan selalu setuju dengan apa yang dikatakannya. Just that, tidak ada hal lainnya. Kalian bisa tebak bahwa orang terakhir itu adalah aku. Dari penjelasan tadi, ada dua orang lagi yang sedang dekat dengan si-Dia. Dan dari ketiga poin plus dari ketiga orang itu, poin diriku yang tidak ada manfaatnya sama sekali. Menurutku semua orang bisa melakukan hal yang aku lakukan, untuk selalu ada setiap saat. Selain itu kedua orang lainnya bisa melakukan apa yang aku lakukan ketika mereka sudah satu rumah. Pastinya kalo sudah berumah tangga dan satu atap, mereka akan selalu bersama. Tapi bersikap kritis, bisa memberikan feedback untuk setiap permasalahan dan hal, bisa memperlakukan orang dengan baik, peka, lalu bisa dan paham semua hal, bisa memperbaiki, membuat sesuatu itu yang merupakan hal yang sangat langka dan merupakan sebuah poin plus yang benar-benar sangat penting untuk ke depannya nanti bahkan nanti saat sudah menikah dan berumah tangga. Tidak semua orang memiliki hal-hal itu. Aku rasa si-Dia akan lebih baik memilih salah satu dari kedua orang itu.

Maka dari itu aku sempat tidak mengerti ketika si-dia bilang bahwa ia bingung untuk memilih, padahal dia sudah bisa meilhat dan menilai sifat dari seseorang. Ditambah juga dia memiliki kriteria poin-poin minus dan benar-benar sangat dia tidak sukai yang ada pada diri seseorang. Yaitu adalah, tidak bisa bergaul/berbaur dengan orang, kebutuhan dan hal-hal yang masih diurusi oleh orang tua (masih ketergantungan orang tua/alias belum mandiri), tidak dapat membuat keputusan pada suatu hal yang urgent dan sangat penting. Semua poin-poin minus itu semuanya ada di aku. Dapat dilihat bahwa gak ada satupun poin plus yang aku miliki. Yang aku bisa kulakukan cuma menyenangkan si-Dia saja untuk sesaat, membantu dia untuk sesaat, hal-hal yang aku lakukan itu biasa, tidak ada istimewanya. Toh semua orang bisa melakukan itu. Apa spesialnya? Jadi walau dia bilang bingung, setidaknya dia sudah tau akan memilih calon pasangan yang seperti apa, tentunya yang jelas bukan seperti aku. Walau dia bilang, dia menyerahkan pilihan ke orang tuanya untuk memilih pasangan, aku yakin keputusan terakhir pasti dia menentukan, karena bagaimana pun si-dia yang akan menjalankan kehidupannya ke depan. Aku yakin juga orang tuanya tau apa yang terbaik buat anaknya, dan si-dia pasti cerita semua hal mengenai orang-orang yang kemungkinan berpeluang akan menjadi pasangannya kepada orang tuanya. Dan yang sangat pasti aku bukan salah satunya.

Berevolusi

Kalian pasti berpikir, apa hubungannya badut dengan kisah ini? Badut merupakan simbol kebahagian yang lucu dan melakukan hal-hal berbau komedi serta penghibur yang andal, tetapi bisa juga memiliki maksud orang yang melakukan hal-hal konyol seperti apa yang sudah aku jelaskan di atas sebelumnya. Jika dihubungkan dengan kisah ini, selama ini sikapku dan interaksiku dengan si-Dia ini seperti badut. Di sini aku sebagai penghibur yang melakukan hal-hal konyol hanya untuk membuat dia senang. Jika dipikir-pikir, aku selalu mengiyakan semua permintaanya, dan selalu berusaha ada buat dia setiap saat. Karena hal itu lah yang dapat aku lakukan. Walaupun harus mengorbankan waktuku, mengorbankan diriku. Tapi jujur, itu semua hilang ketika aku sudah bertemu dengan si-Dia, lalu mendengarkan curhatan dan ceritanya, seakan-akan aku hanya menunggu dirinya untuk berbicara denganku dan melihatnya tertawa, senyum dan senang. Rasanya jika sudah melihatnya, rasa capeku menghilang.

Tapi lama-kelamaan aku sadar kalo selama kita bertemu, hanya dia lah yg selalu bercerita. Banyak topik yg dia sampaikan kepadaku, dan beberapa, hampir mostly soal kerjaannya di kantor dan orang-orang seperti teman dekatnya, serta teman cowok atau cowok yang dekat dengannya. Jujur, aku senang aku dapat menjadi tempat dia bercerita dan terkadang aku yakin dia juga pasti menanyakan pendapatku soal ceritanya. Tapi di saat itu terkadang aku tidak dapat memberikan masukan yang benar-benar bermanfaat baginya. Aku yakin dia pasti sangat kecewa sekali denganku. Suatu ketika dia bercerita soal kondisi keuangan dari temannya. Dia mengharapkan juga kalo bercerita soal itu, tetapi selama ini dia mengaggap kalo hal itu merupakan hal yang tabu diantara kita berdua. Ketika mendegarnya bicara begitu, aku langsung terdiam dan lalu seperti kecewa. Itu memang benar, selama ini memang aku tidak bercerita jelas soal keuanganku. Tapi ada beberapa hal yang menjadi faktor mengapa aku tidak dapat cerita. Kalo dilihat, saat aku ingin bercerita dengannya, aku seperti terlihat sangat berusaha sekali dan entah mengapa aku tidak pernah bisa membuatnya penasaran atau tertarik dengan topik cerita ku, aku merasa dia sangat bosan dan “inguh” ketika aku bercerita. Tapi itu semua memang salahku, diriku yang tidak bisa bercerita dengan jelas, plus topik ceritaku tidak disukai oleh dirinya. Seperti kemarin aku yang bercerita soal diriku yang mau kuliah di luar negeri yang sampai tidak jadi karena alasan keluargaku dan akhirnya uang yang sudah kupersiapkan aku belikan tanah untuk dibuatkan rumah. Awalnya dana itu mau kuganakan untuk persiapan menikah dengannya dan kebutuhan setelah menikah. Aku yakin dia tidak ingat dengan ceritaku itu, karena saat itu kondisinya juga lagi tidak kondusif.

Aku mengerti benar kalo banyak kekurangan yang aku miliki. Sampai aku berpikir, apa sih yang sebenarnya yg kulakukan? Kamu tau, kalo kamu sudah mengecewakannya, kamu gak punya kelebihan dan poin plus dalam dirimu. Tapi kamu masih terus mendekatinya, walau kmu tau juga kalo resikonya tinggi kamu akan sakit lagi. Tapi kmu tidak mengindahkannya, dan terus berusaha buat menyenangkannya. Meski aku sedang sibuk namun ada pesan masuk dari dia, aku dengan cepat untuk membalasnya tanpa pikir panjang. Sayangnya, sikapku yang selalu memprioritaskan dia ini tidak terbalaskan. Aku di sini hanya sebagai sosok yang totalitas dalam hubungan asmara. Kurasa dia hanya menganggap ku sebagai penghibur dan aku sudah berevolusi dari orang yang dulu mungkin spesial menjadi badut di hubungan ini.

Hal yang sering kali dilakukan seseorang untuk membuat orang yang dicintainya bahagia adalah dengan menghiburnya. Begitu juga kamu yang selalu melakukan apa saja untuknya, hanya untuk dia bisa tertawa. Setelah berhasil membuat dia tertawa, kamu berharap hatinya juga akan luluh padamu.

Perilaku itu sama halnya dengan tugas seorang badut yang sedang menghibur anak-anak kecil dengan tingkah konyolnya.

Memperbaiki

Aku yakin tidak ada orang yang sempurna, setiap orang memiliki kelebihan dan kelemahannya masing-masing. Setiap manusia juga bisa memperbaiki kesalahan yang mereka telah lakukan, setidaknya untuk menjadi pribadi yang lebih baik dari yang sebelumnya. Aku yakin kita masih bisa untuk berubah dan memperbaikinya. Jadi aku ingin mencoba memperbaiki sikapku, mengisi diri dengan hal-hal yang positif, mengurangi atau jika memungkinkan menghilangkan kebiasaan buruk. Bertemu dengan orang baru dan belajar untuk memahami orang.

De Javu


Mengulang kembali


Sakit

di malam hari pikiranmu dilanda perasaan cemas serta overthinking. Terlebih, jika menyangkut tentang sosok dia. Kamu akan berpikir apakah dia benar-benar bahagia ketika bersamamu, atau hanya sekedar tertawa untuk menghargai usaha kamu.

Saat dia ingin bercerita tentang perasaannya, kamu merasa sangat bahagia sebab bisa menjadi tempat curahan hatinya. Sayangnya, yang kamu dapatkan adalah patah hati sebab dia hanya menjadi badut dalam hubungan asmara.

Alih-alih mendengarkan cerita manisnya, dia malah bercerita tentang orang lain. Bukannya perasaanmu terbalaskan, yang ada kamu hanyalah menjadi badut, sebagai penghibur dalam suatu hubungan.

Kesimpulan

In conclusion we could help people not only just using money or by giving them an items but we could share our knowledge and skill too to help them, there is also a lot possibility you could discover when working overseas, sometime it would make you amazed.