4 minutes
Daylog 4 (A stupid decision)
Let’s continue
Morning ride
Pagi hari itu, hari yang aku mulai dengan aktivitas pagi seperti biasanya. Pemanasan dengan melakukan sit up, sembahyang dan masak. Karena kemarin malam sekitar jam 12 malam, teman memberi info untuk bersepeda pagi hari ini ya akhirnya aktivitas pagiku kuhentikan dulu dan nanti akan aku lanjutkan setelah balik dari bersepeda. Aku bergegas siap-siap untuk berangkat, aku memakai sepeda biruku bernama “Trek”, karena kedua sepedaku yang lain sedang dipakai ortuku juga yang saat ini lagi bersepeda. Tapi mereka berbeda jalur denganku. Mereka juga sudah berangkat tadi pagi sekitar jam setengah 6.
Setelah aku bersiap, aku langsung bergegas meluncur ke rumah temanku. Kita janji berangkat jam 6 tapi ngaret sekitar setengah jam. Kita belum menentukan rutenya juga saat itu, dan belum tau siapa saja yang akan ikut bersepeda, tapi aku sudah dapat menebak sepertinya bakal berdua saja. Yah, dan benar saja, di grup yg merespon hanya satu saja (temen dari temenku), dan itupun dia mengajak sepedaan ke gwk, mayan jauh sih dari lokasi ketemuannya. Dan temenku juga gak bisa jauh-jauh, karena ada aktivitas pagi yang harus dia kerjakan di rumah. Alhasil kita sepakat berangkat berdua saja dan menentukan rute terdekat yaitu pantai sanur.
Sepanjang bersepeda, aku mencoba mengambil beberapa gambar dan video, mayan buat konten nanti. Sayangnya masi bingung mau ngedit di mana nanti, karena komputer masih rusak tidak dapat dipakai (karena cpu overheat). Yah, tapi gak ada salahnya ngambil-ngambil konten dulu disimpen, nanti bisa dipake. Ada yang menarik di pantai sanur, banyak anak-anak muda di sana, ada yang sekedar berjalan menikmati pantai, duduk-duduk di pasir, bersepeda dan berenang. Welp dan pantainya ramai banget. Sepanjang jalan setapak serasa full dengan orang-orang, bahkan sulit banget untuk lewat. Ditambah dengan sempitnya jalan setapak, bener-bener sesak macet. Mungkin karena hari libur ya, jadi ramai banget, cuma menarik saja banyak anak-anak muda yang main di pantai bagiku, atau aku yang tumben keluar rumah dan pergi ke pantai ya? hmm. Dan jujur selama di pantai, aku overthinking terus melihat banyak pasangan di mana-mana. hadeh, pikiran-pikiran, when could you stop?
Fall in love would make you so stupid
Setelah dari pantai kami berencana mencari bubur kacang ijo, tapi saat di lokasi mereka tutup. Yaudah cari di pinggir jalan a.k.a pkl. Setelah makan langsung cus dah kita balek. Tapi pikiranku masih saja terbang ke mana-mana, I hate it. Sesampainya di rumah, langsung lah aku bersih-bersih dan melanjutkan ativitas pagiku. Btw hari ini sebenarnya aku juga ada janji sama seseorang. Dia adalah orang yang aku anggep spesial. Well, aku gak sbar bertemu dengannya, karena udah beberapa minggu aku menunggu untuk ketemu dengannya, mungkin udh hampir sebulan aku nunggu, itu karena keadaan dia sibuk banget, dia anggota bem univ, jadi tidak heran waktunya banyak dihabiskan di kampus, selain itu juga dia harus membantu ibunya di warung. Bolak balik begitu dari tempat satu ke tempat lain tentu saja menghabiskan banyak tenaga. Kadang aku gak enak karena mengambil waktu liburnya dia untuk istirahat. Kuharap aku tidak mengganggu dia, atau membuatnya kesal. Pokoknya aku berharap hari ini berjalan dengan baik dan lancar.
But, aku tau itu impossible dan benar saja, dia tidak chat tidak bisa ke denpasar dan meminta untuk ganti tempat di ubud. Ya sebenernya tidak apa-apa, setidaknya selama itu masih di Bali kemana aja gak apa haha. Tapi dia bilang kalo minta ketemu, yang artinya aku langsung ke tempat janjian tanpa jemput dia. Di sanalah otakku mulai berpikir ke mana mana lagi. Dalam hati aku berbicara, apkah dia masi marah denganku, atau jijik denganku? Tapi dia tidak pernah begini sebelumnya itulah mengapa aku jadi kaget. Aku sebenernya ingin menjemput dia supaya bisa sambil cerita di motor, tapi ya mungkin itu cuma mimpi. Bahkan kayanya aku pikir, aku gak bakal bisa bertemu dengannya lagi. Setelah aku bertanya alasannya kenapa sama dia, aku udah bener-bener putus asa. Perasaanku campur aduk, aku juga jadi membandinkan bagaimana jawabannya dia dengan sikapnya dulu denganku. Juga dengan orang-rang lain aka temannya serta mantannya. Sebenernya wajar ya, kalo dia gak mau aku bonceng. Apalagi dengan semua hal buruk yang aku lakukan dia, selain itu aku juga sudah bukan siapa-siapanya dia lagi, tapi tetap saja haha rasanya kaya sakit. Mungkin aku lebay dan terlalu berlebihan, karena masalah sepele seperti ini aku besar-besarkan.
Entahlah, aku bingung. Aku akhirnya membalas chatnya dan aku matikan paket dataku dan bergegas ke kasur, menutup mata dan mencoba tidur sambil berharap melupakannya apa yg terjadi saat ini setelah bangun nanti. Chatku pasti buat dia sakit, aku tau pasti bakal begini akhirnya, kalo aku berhubungan dengan dia, aku cuma akan nyakiti dia. Baik secara langsung maupun tidak langsung. Dan ujungnya aku juga ikut sakit. Sungguh, knapa aku lakukan hal ini lagi? Kenapa aku bodoh sekali.
Note
Just move on man, jangan buat dirimu sakit terus. Terima kenyataan.